Apakah kita merasa bahwa kita
adalah bagian terkecil dari segerobag
pasir? What,Pasir ? apa
hubungannya dengan kita. Ada dong, kita akan menemukan pertanyaan ini, jika
kita kemudian merasa bahwa kesulitan-kesulitan yang kita hadapi dalam kehidupan
ini merupakan perwujudan dari mekanisme penyaringan. Seperti halnya segerobak
pasir yang ikut memberi andil bagi tegaknya sebuah tembok bangunan. Apakah kita
termasuk pasir yang digunakan untuk membangun tembok itu.
Jika ya, kita akan segera menyadari bahwa menjadi pasir yang ikut tersaring
haruslah memiliki kualifikasi yang dibutuhkan sebuah bangunan. Dia harus kuat
dan saling menguatkan dengan cara bekerja sama dengan material yang lainnya
seperti bata, semen, dan air. Itulah mengapa pasir-pasir yang tidak ikut
tersaring ini terpaksa harus didiskualifikasi dengan cara disingkirkan dari
proses pembangunan setelah nyangkut dialat penyaringan.
Logika segerobak pasir ini akan
nyata kita rasakan jika kita mengibaratkan hidup ini sebagai olimpiade. Apakah kita kan
merasa sebagai atlet yang siap mengikuti saringan ? jika ya maka kita akan
berkompetisi dengan atlet-atlet lain agar kita lolos ke olimpiade. Sekaligus
kita juga akan mengerti apa itu rasa malas berlatih, tidak percaya diri. Kita
harus giat berlatih sebagai konsekuensi dari bersaing dan tersaring dan segerah
menyadari pentingnya menghindari diri dari penyakit-penyakit yang dapat
menggagalkan.
Yang menjadi persoalan kemudian
adalah bahwa kita selalu saja gagal merayu diri kita unruk mersa enjoy dalam menghadapai kesulitan
dan kesusahan, sebab kesulitan dan kesusahan
telah kadung menjadi trade mark dari penderitaan. Sementar kesuksesan
dan kebahagiaan terlanjur dipandang
sebagai surga yang bisa dicapai dengan
banyak cara. Repotnya kita tidak mau percaya bahwa menderita dalam
kesulitan dan kesusahan justru merupakan
awal dari cara mencapai kesuksesan dan kebahagiaan.
So, tak mengherankan jika
kemudian kita sulit menempatkan diri kita sebagai atlet yang siap lolos saringan dan persaingan. Kita
gagal dan dan hanya mampu mengubah
kegagalan menjadi penderitaan.
Sukses kawan, kalian masuk nominasi 13 besar. Terima kasih Aji, Nurhanis dan Rini, kalian sudah memberikan kontribusi yang baik buat kampus birumu. Terima kasih juga buat ibu Fitriani Winarno yang sudah mendampingi selama proses kegiatan berlangsung dari awal sampai akhir. Salam sukses, salam semangat!.
#OneDayOnePost
#MenulisSetiapHari
#LombaCerdasCermatMatematika
Wah, siapa yang ikut lomba cerdas cermat Matematika?
BalasHapusOh ya aku lupa mengenalkan namanya ngejer kuota maf kak Audrey kenalkan, mereka Aji, Nurhanis dan Rini.:)
BalasHapusMba Leny bu gurunya?
BalasHapus