Rabu, 16 Maret 2016

Saing dan Saring




Apakah kita merasa bahwa kita adalah bagian terkecil dari segerobag  pasir?  What,Pasir ? apa hubungannya dengan kita. Ada dong, kita akan menemukan pertanyaan ini, jika kita kemudian merasa bahwa kesulitan-kesulitan yang kita hadapi dalam kehidupan ini merupakan perwujudan dari mekanisme penyaringan. Seperti halnya segerobak pasir yang ikut memberi andil bagi tegaknya sebuah tembok bangunan. Apakah kita termasuk pasir yang digunakan untuk membangun tembok itu.

Jika ya, kita akan segera menyadari  bahwa menjadi pasir yang ikut tersaring haruslah memiliki kualifikasi yang dibutuhkan sebuah bangunan. Dia harus kuat dan saling menguatkan dengan cara bekerja sama dengan material yang lainnya seperti bata, semen, dan air. Itulah mengapa pasir-pasir yang tidak ikut tersaring ini terpaksa harus didiskualifikasi dengan cara disingkirkan dari proses pembangunan setelah nyangkut dialat penyaringan.

Logika segerobak pasir ini akan nyata kita rasakan jika kita mengibaratkan  hidup ini sebagai olimpiade. Apakah kita kan merasa sebagai atlet yang siap mengikuti saringan ? jika ya maka kita akan berkompetisi dengan atlet-atlet lain agar kita lolos ke olimpiade. Sekaligus kita juga akan mengerti apa itu rasa malas berlatih, tidak percaya diri. Kita harus giat berlatih sebagai konsekuensi dari bersaing dan tersaring dan segerah menyadari pentingnya menghindari diri dari penyakit-penyakit yang dapat menggagalkan.

Yang menjadi persoalan kemudian adalah bahwa kita selalu saja gagal merayu diri kita  unruk mersa enjoy dalam menghadapai kesulitan dan kesusahan, sebab kesulitan dan kesusahan  telah kadung menjadi trade mark dari penderitaan. Sementar kesuksesan dan kebahagiaan  terlanjur dipandang sebagai surga yang  bisa dicapai dengan banyak cara. Repotnya kita tidak mau percaya bahwa menderita dalam kesulitan  dan kesusahan justru merupakan awal dari cara mencapai kesuksesan dan kebahagiaan.

So, tak mengherankan jika kemudian kita sulit menempatkan diri kita sebagai atlet  yang siap lolos saringan dan persaingan. Kita gagal dan  dan hanya mampu mengubah kegagalan menjadi penderitaan.

Sukses kawan, kalian  masuk nominasi 13 besar. Terima kasih Aji, Nurhanis dan Rini, kalian sudah memberikan kontribusi yang baik buat kampus birumu. Terima kasih juga buat ibu Fitriani Winarno yang sudah mendampingi selama proses kegiatan berlangsung dari awal sampai akhir. Salam sukses, salam semangat!.

#OneDayOnePost
#MenulisSetiapHari
#LombaCerdasCermatMatematika

3 komentar:

  1. Wah, siapa yang ikut lomba cerdas cermat Matematika?

    BalasHapus
  2. Oh ya aku lupa mengenalkan namanya ngejer kuota maf kak Audrey kenalkan, mereka Aji, Nurhanis dan Rini.:)

    BalasHapus