Selasa, 15 Maret 2016

Sabar



Mumpung pulang pagi aku mampir dulu ke bank.  Didepan halaman bank tersebut dipadati kendaraan roda dua. Wah...alamat ngantri panjang nih. Kucoba untuk tetap masuk kedalam, pak satpam dengan sigapnya membukakan pintu untukku.

Ehemmm ciee... bak putri raja aja nih. Bisiku pelan dan aku bilang “terima kasih” sebagai balasan karena sudah membukakan pintu untukku.

Coba kalau ada yang membukakan pintu jodoh untukku, pasti bukan hanya ucapan terima kasih aja tapi langsung kuanggap keluargaku,he....kalau inget jodoh jadi bapper nih.

Kuambil nomor antrian yang terletak dibelakang pintu masuk tadi aku lewati. Dapet nomor 132 , dilayar monior kecil itu terlihat jelas masih nomor 97 . Wow...  benar dugaanku, aku akan mengantri yang cukup lama dan panjang, itulah choki-choki. He... jadi ngiklan dulu deh..

Tak apalah dari pada besok pasti akan pulang terlambat. Aku mulai mencari bangku yang kosong untuk menyandarkan sejenak punggungku dan tas gendongku yang mulai terasa berat. Tak ada yang kosong rupanya tiga bangku panjang itu terisi rapat, akhirnya terima nasib berdiri juga. Di kantor bank dengan ukuran 10x7 meter an paling bisa menampung 20 sampai 30 orang. Pantas saja selalu rapat. Disebelah kanan terdapat dua meja customer service  yang berjajar dengan tumpukan-tumpukan file dan dua buah layar monitor yang ditempati oleh dua pegawai berparas cantik itu terlihat ramah melayani nasabahnya. Tak lupa sesekali ia kembangkan senyum manisnya pada nasabah diakhir perbincangannya.

Tiga puluh menit terlewati aku masih berdiri mematung sesekali memainkan hanphoneku, tak lupa mengintip obrolan warga odop yang hampir 200 chat yang uniq, ada yang sedang karokean, ada yang sedang ngebahas dunia jomblowers pokoke uniq deh.he... apalagi kalo baca postingan bang Syaiha ,  asli bikin ngiri.Jika itu terjadi padaku, oh betapa beruntungnya aku. :)

Kudapati bangku kosong  paling belakang“permisi,bu, pak” kulewati satu-satu wajah-wajah  yang  mulai terlihat letih menunggu terlalu lama. Kusandarkan punggungku kuambil handphone yang ada tas bagian depan.kulihat lagi nomor antrian masih di angka 123, lumayan dekatlah tinggal  beberapa nomor lagi. 

"coba pak,dibuka satu teller lagi, biar antrian gak terlalu lama, wong nasabah banyak teller cuma satu gimana nggak ngantri"  Celetuk bapak yang duduk didepan bangkuku  dengan nada tinggi sedikit kesal. aku pun sering merasakan apa yang bapak setenga baya itu lontarkan, namun aku masih sedikit punya kesabaran. 

Sesekali aku melihat tayangan layar kaca  yang menempel di atas tembok disamping tempatku duduk, terpaksa sedikit kutengadahkan kepalaku karena TV itu terpasang terlalu tinggi. Sayang acaranya tidak membuatku tertarik untuk melihatnya. bermain hp adalah solusi yang terbaik saat itu.


Ding dong... untuk kesekian kalinya  bunyi tanda nomor antrian berganti, kulihat lagi , ahhh lama kali kau angka 132 tidak muncul-muncul. Lima belas menit kemudian, alhamdulillah akhirnya angka 132 giliranku untuk menuju teller yang disambut mbak berkerudung cantik ditambah senyumannya yang bisa membuat rasa jenuh,jengkel seperti bapak separuh baya tadi rasakan pun hilang seketika dan tentu kukembangkan sedikit senyum manisku. Aku nggak mau kalah dong sama mbak teller, ya walaupun sedikit terpaksa.he...

Bagi anda yang ingin ke kantor Bank cabang sebaiknya hindari hari Senin, selasa dan jumat biasanya dihari-hari itu penuh dan kebanyakan nasabah transaksi pencairan. untuk tulisan kali ini semoga bermanfaat. Salam Semangat! 

#OneDayOnePost
#MenulisSetiapHari

2 komentar: