Senin, 14 Maret 2016

Musibah Oh Musibah



Musibah Oh Musibah...
Musibah bagiku adalah sebuah cobaan dari Yang Maha Kuasa dan semestinya bisa membuat orang tersadar akan hakikatnya. Penginnya si menghindar. Tapi sebagai manusia, kita nggak bisa melawan karena kita ada dalam kuasaNYA. Untuk saat ini aku hanya berusaha melakukan yang terbaik dengan, belajar, belajar dan belajar...

Ya, seperti yang sudah terjadwalkan hari ini (14/3) namaku tertulis sebagai pembina upacara untuk minggu ketiga bulan maret ini. Loh , apa hubungannya nih musibah dengan dapat jatah sebagai pembina? Nah itu dia, aku paling nggak PD jika harus berhadapan langsung dengan yang namanya mikrofon. Amanat yang sudah kusiapkan sedemikian cantik pun akhirnya terputus-putus dan sedikit menghilang dari genggamanku. Dan itulah musibahku.

Bukannya sudah terbiasa cuap-cuap didepan kelas ya?he... Iya si, tapi yang ini beda rasanya jika aku harus disandingkan dengan benda yang membuat suaraku terdengar sejauh beberapa meter itu.  Apalah jadinya, aku nggak bisa ngebayangin sampai kapan aku bisa akrab dengan benda itu agar aku  bisa bersanding sejajar dengannya . Len, len.. orang sama benda mati saja kamu grogi, gimana nanti jika jodoh datang menjemputmu. He....

“Ehem, masih gemetaran nih, awas pegangan yang kenceng takut ada angin kenceng” sindiran yang datangnya dari teman sekantorku yang nggak mau dipanggil bapak ini berhasil meledekku. Iya katanya disela percakapan dia perna bilang “jangan panggil bapak si, aku kan masih muda masih 19 tahun loh”.
Baiklah, Om, ups kakak,he...
Dulu kali pertama aku terjun kedunia pendidikan juga sama sich, awalnya gimana gitu ketika dipanggil “ibu” tapi lama-lama terbiasa juga.

#OneDayOnePost
#MenulisSetiapHari

7 komentar:

  1. Saya dulu pernah jd guru jg mbk. :D
    Dan awalnya jg ga enak dipanggil ibu, cs masih merasa muda :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak shree. dulu, sekarang mbak shree dmna?

      Hapus